Selamat Datang...

MEDIA KITA hadir dengan tampilan baru yang lebih fresh  dan memikat. MEDIA KITA tetap berkomitmen untuk memberikan informasi yang benar sesuai dengan fakta-fakta yang ada dan akan selalu memberikan informasi yang segar, informatif, variatif dan inspiratif buat pembaca MEDIA KITA.

MEDIA KITA menerima pemasangan iklan dengan harga kompetitif keterangan lebih lanjut ke idolazay[at]gmail.com

Gelang Merah Untuk Anak Indonesia

Alkisah

>
oleh: Sendio Agung

Ada dua orang pasien yang menempati sebuah kamar di suatu Rumah sakit. Rumah sakit itu begitu suram, di dalam kamar itupun hanya ada 2 ranjang saja untuk 2 pasien itu. Sudah begitu, kamar itupun hanya memiliki sebuah jendela saja untuk tempat masuknya cahaya. Pasien yang satu bernama Tom, ia mengalami paru - paru basah. sementara yang satu lagi bernama Fred, ia mengalami kelumpuhan pada kakinya. Oleh karena Fred harus mendapatkan sinar matahari untuk menghangatkan paru - parunya maka ia diperbolehkan untuk menempatkan ranjangnya di samping jendela kamar itu.

Mereka berdua bersahabat baik selama dirawat. Setiap pagi, ketika obrolan mereka telah habis, TOm akan melihat keluar jendela dan menceritakan pemandangan Indah yang dilihatnya. Tom akan bercerita dengan begitu baiknya, sehingga Fred seakan - akan dapat melihat langsung apa yang diceritakan oleh Tom. Sebenarnya Fred sedikit iri terhadap Tom, sebab hanya dia saja yang dapat melihat pemandangan di luar jendela.

WAktu - waktu pun berlalu. Pada suatu malam Tom mendapatkan serangan mendadak pada paru - parunya. Ia merasakan kesakitan yang luar biasa. Ia berusaha menjangkau tombol untuk memanggil perawat tetapi tidak dapat menjangkaunya. Sebenarnya waktu itu Fred telah terjaga dan ia dapat dengan mudahnya menjangkau tombol yang berada di samping ranjangnya. Tetapi didalam pikirannya terbersit sebuah pikiran licik untuk membiarkan Tom. Ia pura - pura tidur dan tidak melakukan apa - apa. Tom hanya berhasil menjangkau sebuah notes kecil dan pena di samping ranjangnya. Sebelum menghembuskan napasnya yang terakhir ia menulis sesuatu di notes itu.

Keesokan harinya perawat menemukan Tom telah tewas di ranjangnya sambil memegang notes kecil ditangannya. Perawat itu bersama perawat yang lain kemudian membereskan mayat Tom. Sesaat sebelum mayat Tom dikeluarkan dari kamar, Fred meminta kepada perawat agar ranjangnya dapat dipindahkan ke tempat ranjang Tom yang lama. Keinginan tersebut dikabulkan dan Fred sangat senang sebab kini impiannya telah terkabul. Ketika itu Fred dengan tidak sabar langsung membuka daun jendela dan melihat keluar. Alangkah kagetnya ia waktu itu, sebab apa yang dilihatnya di luar ruangan itu hanya sebuah tembok lusuh yang membuatnya tidak dapat melihat apa - apa yang berada di baliknya. Karena bingung lantas ia bertanya kepada perawat yang kebetulan masuk kembali ke kemarnya, "Suster. Mengapa Tom selalu menceritakan kepada saya mengenai pemandangan yang sangat indah yang dilihatnya dari jendela ini sementara saya tidak melihat suatu apapun di luar jendela ini?"

Suster itu menjawab, "Lho? Bapak tidak tahu? Tom itu kan sebenarnya buta, mungkin ia mengarang cerita - cerita itu untuk menghibur anda."

Mendengar itu Fred sangat terpukul. Belum lama Suster itu menyerahkan secarik Notes yang berisi tulisan Tom sebelum meninggal kepada Fred, "Ini pesan terakhirnya untuk anda." Masih dalam keadaan terpukul Fred melihat tulisan Tom disana, meski dalam keadaan yang tidak rapi ia masih dapat membacanya,

"Fred, nice to meet you…"

Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi balaslah kejahatan dengan kebaikan sebab engkau akan seperti menumpukkan abu keatas kepala musuhmu itu.

1 komentar:

  1. tiramizu mengatakan...
     

    wah critanya sangat mendidik gan.,.,.jangan membalas kejahatan dengan kejahatan !!succes selalu :)

Posting Komentar



 

different paths

college campus lawn

wires in front of sky

aerial perspective

clouds

clouds over the highway

The Poultney Inn

apartment for rent