MEDIA KITA

6 komentar:

1. Anonim mengatakan...
   17 November 2008 pukul 22.22  

   Yang paling mencurigakan ada permainan dan bohong menurut gw adalah:
   
   SMS Tebak Lagu di TPI, acaranya tengah malam, karena beberapa alasan:
   
   1. SMS dibatasin waktunya dua menit, tapi entah kenapa setelah batas waktunya habis, alasan mereka belum bisa menghubungi nomor-nomor yang masuk, sehingga ditambah lagi waktunya... dan seterunya sampai beberapa kali penambahan.
   
   2. Sampai saatnya bisa menghubungi satu orang dan disuruh menebak 1 dari 3 judul yang benar, orang ini ternyata bodoh banget, sudah jelas Judul lagunya lagu populer, tapi tebakannya salah, dan nadanya teleponnya nggak natural (ini seperti permainan orang dalam)
   
   3. Kemudian tebakan yang salah tadi dihapus, dan dimulai proses dari nomor 1 kembali, sampai nomor 2. Dan orang yang mendapat sambungan menebak tak lebih pintar dari penebak awal, lagi-lagi tebakannya salah. (Enggak banget deh!)
   
   4. Sampai diulangi tinggal satu, ya mau nebak yang mana lagi, pasti tebakannya betul, tapi tebakan ketiga ini mungkin orang yang "tepat" alias tak main-main.
   
   Tapi kalau proses begitu, ini jelas-jelas pembohongan publik... mengingat sekali sms = 2000 rupiah. Berapa orang yang kena tipu., berapa banyak mereka untung

2. Anonim mengatakan...
   17 November 2008 pukul 22.28  

   Sungguh memprihatinkan dengan masyarakat kita yang semakin dibodohi, yang pada awalnya memang sudah bodoh. Begitu banyaknya orang yang percaya bahwa SMS Ramalan nasib, Jodoh, Jenis pekerjaan yang cocok dan lain - lainnya yang intinya mencoba untuk menatap masa depan.
   
   Bisnis membodohi masyarakat ini sepertinya memang laris manis, karena iklan TV terus menerus bertambah dukun peramalnya. Tua, Muda, Wanita, Pria mungkin ada juga peramalnya yang waria. Kenapa saya bilang menguntungkan karena tidak mungkin iklan menjamur kalau tidak ada pangsa pasar yang mensupportnya. Walaupun harga Iklan di TV sangat mahal.

3. Anonim mengatakan...
   17 November 2008 pukul 22.35  

   pemerintah terlambat... :) banyak pembodohan kolektif kepada masyarakat yang hanya menguntungkan pebisnis licik. antara lain : 1. sms premium tadi 2. harga sms yang tinggi, coba lihat semua pegawai operator, mendapat gaji dan bagi2 bonus dengan mengerup/memanfaatkan dana dari rakyat dan sebagian lagi dinikmati oleh luar negeri 3.yang lucunya operator milik anak perusahaan pemerintahpun ikut "memeras" rakyatnya (tetapi diakui sejak april 2008, agak lumayan lega akibat penurunan, tetapi belum cukup) 4.masih ada kuis2 yang membodohi, meminta semua rakyat untuk mengumpulkan uang dgn mengirim sms, lalu dari sebagian dana itu dijadikan hadiah.... (lumayan kata pebisnis, masih ada selisihnya, karena dapat mengerup dana secara kolektif pada rakyat indonesia yang cenderung masih awam akan hal2 baru) Demikian sebagian pembodohan/pemerasan kepada rakyat indonesia.... br, supriyad i

4. Anonim mengatakan...
   17 November 2008 pukul 22.42  

   Kondisi ini sudah sangat menyedihkan bahkan sangat gawat, lebih parah daripada zaman Porkas atau SDSB, karena jika dulu, orang untuk bisa berjudi harus mendatangi agen dan jika dulu zaman jahiliyah orang berjudi dengan anak panah, sekarang orang bisa berjudi, hanya dengan beberapa ketukan jari di pesawat handphone!
   
   KAMPANYEKAN ANTI JUDI SMS.
   Tanpa bantuan dan peran serta MEDIA KITA, kampanye ini akan meredup dan sia-sia belakan, semoga blog ini dapat menyadarkan kita semua agar jangan mau lagi dijadikan alat & membantu perjudian modern ala era Informasi saat ini.
   
   Indonesia harus bangkit dari ketepurukkan seperti yang di gaungkan oleh MEDIA KITA.

5. Agung Aritanto mengatakan...
   18 November 2008 pukul 18.27  

   saya benci banget iklan sms di tv karena sama aja menipu

6. Anonim mengatakan...
   22 November 2008 pukul 18.51  

   Semuanya ini terjadi akibat reformasi yang kebablasan. Di satu sisi sudah ada sebagian orang (dibaca sebagai penyedia jasa program SMS) yang melihat potensi luar biasa dari jumlah penduduk Indonesia sebagai ladang garapan yang empuk demi mendulang keuntungan yang tidak sedikit. Sementara itu di sisi lain masih banyak di antara masyarakat yang belum siap untuk menyikapi mana yang membuat pintar dan mana yang memperbodoh. Pemerintah sebagai wasit yang adil dalam arti punya wewenang sudah sepantasnya tidak membiarkan fenomena ini berlangsung terus terusan dan semakin merajalela di hampir semua kanal teve...

Posting Komentar