Selamat Datang...

MEDIA KITA hadir dengan tampilan baru yang lebih fresh  dan memikat. MEDIA KITA tetap berkomitmen untuk memberikan informasi yang benar sesuai dengan fakta-fakta yang ada dan akan selalu memberikan informasi yang segar, informatif, variatif dan inspiratif buat pembaca MEDIA KITA.

MEDIA KITA menerima pemasangan iklan dengan harga kompetitif keterangan lebih lanjut ke idolazay[at]gmail.com

Gelang Merah Untuk Anak Indonesia

Kehancuran Uang Kertas Mengikuti Deret Fibonacci

>Bahwasanya uang kertas yang menjadi salah satu pangkal Riba pasti hancur, ini sudah dijanjikan Allah dalam surat Al Baqarah 276 : “Allah Memusnahkan Riba dan Mensuburkan Sedeqah...”.

Namun karena para ekonom dan ilmuwan sering mengabaikan peringatan Al-Qur’an dan mengandalkan teori dan analisa ilmiah semata, maka pada tulisan ini saya berusaha menjelaskan proses ilmiah kehancuran mata uang kertas (US Dollar, Rupiah ata apapun namanya) dengan menggunakan analisa statistik harga Dinar dalam Rupiah dan dalam US$ selama 40 tahun terakhir.
Allah dalam surat Al Baqarah 276 : “Allah Memusnahkan Riba dan Mensuburkan Sedeqah...”.
Bisakah kita melihat kata "uang kertas" di ayat itu :)
Uang kertas juga bukan pangkal riba. Orang zaman rosul bisa saja meminjamkan 1dinar emas dgn minta pembayaran 1,1dinar.
Bukan uang kertasnya, systemnya yang mungkin salah. Saya termasuk orang yang percaya bahwa uang kertas jaman sekarang bukan "si penjahat", tapi systemnya yang mungkin belum sempurna. Mata uang kertas adalah perkembangan wajar dari system lama mulai dari barter, logam (emas/perak), surat bukti kepemilikan emas, sampai akhirnya hanya kertas yg dijamin sebagai alat tukar.

Saya membayangkan seharusnya di dunia ini cuma ada satu mata uang. Terserah mau pakai nama dinar, dollar, deutsch mark, atau darul sekalipun, hehe... Bahannya pun terserah mau emas, perak, loyang, perunggu, atau kertas sekalipun. Selama bahan itu cukup layak dan praktis utk dipakai sbg alat tukar utk 6,6Milyar manusia di dunia ini. Dengan hanya satu mata uang, tentu spekulasi mata uang dan masalah lain yang berkaitan dgn itu akan lenyap. Mungkinkah dunia dgn satu mata uang? Mungkin saja. Lihat saja EURO. Tapi entah kapan untuk dunia.

Bagi anda dan saya, kepemilikan uang bisa menunjukkan kekayaan/kemakmuran. Tapi untuk sebuah system perekonomian, uang bukanlah kekayaan atau kemakmuran. Itu hanya alat tukar. Kemakmuran negri adalah produk barang dan jasa yang dihasilkan. Dan bilapun dinar atau emas resmi dijadikan mata uang, fungsinya akan jadi sama dgn uang kertas skrg, yaitu sebagai alat tukar, bukan kemakmuran. Bila negeri anda kaya emas dan mengeruknya utk dijadikan mata uang, negeri anda akan tetap miskin selama produk dan jasa yang dihasilkan tidak tumbuh.

Dalam ilmu statistik ada yang dikenal sebagai Deret Fibonacci, yaitu deret angka-angka 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89,144, 233, 377, 610, 987, 1597, 2584, 4181, 6765..dst. Angka-angka ini dihasilkan dengan cara menjumlahkan dua angka sebelumnya menjadi angka berikutnya. Contoh angka 5 adalah 2+3 ; angka 8 adalah 5+3 dst.

Apa istimewanya bilangan tersebut ? . Coba Anda bagi mulai angka 34:21 kemudian 55:34 gunakan kalkulator Anda dan set menjadi 3 digit di belakang koma – maka hasil pembagian akan menjadi angka 1.618. Begitupun angka-angka sesudahnya apabila dibagi dengan angka sebelumnya hasilnya akan menuju angka 1.618 tersebut.

Nah sekarang sebaliknya, bagi angka sebelumnya dengan angka sesudahnya.. .maka Anda akan selalu mendapatkan hasil angka 0.618.

Lantas apa istimewanya angka 1.618 dan 0.618 ini?. Ternyata angka ini banyak sekali kita jumpai di alam dan di tubuh kita. Barangkali ini antara lain yang diperintahkan Allah kepada kita untuk berpikir dalam surat Adz Dzaariyaat 21 “Dan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan ?”. Ternyata bilangan tersebut juga digunakan Allah untuk menciptakan keindahan tubuh kita.

Coba ukur bagian tubuh Anda di area-area berikut, maka Anda akan menjumpai angka Fibonacci tersebut :

1. Jarak antara ujung jari dan siku / jarak antara pergelangan tangan dan siku.

2. Jarak antara garis bahu dan unjung atas kepala / panjang kepala.
3. 
Jarak antara pusar dan ujung atas kepala / jarak antara garis bahu dan ujung atas kepala.
4. 
Jarak antara pusar dan lutut / jarak antara lutut dan telapak kaki.
5. dst. dst.

Tidak ada angka fibonacci sebetulnya, yang ada adalah susunan/deret angka fibonacci. Saya lebih sependapat dgn org yang melihatnya hanya sebagai "othak-athik gathuk" saja. Angka perbandingan dua suku deret fibonacci bukanlah angka yg sama. 34:21 tidak sama dgn 55:34. Itu dua angka yg berbeda! Kalau dibulatkan memang bisa sama. Angka 1,7 dan angka 2 pun akan jadi sama bila dibulatkan, yaiut jadi 2! Oom Elliot memilih 3 angka di belakang koma. Kalau dia pilih misal 10 angka di belakang koma, hasilnya lain-lain tuh :) Jadi angka perbandingan ini tidak sama seperti ratio deretan misal 2,4,8,16 dst, atau angka phi (angka perbandingan panjang lingkaran dibagi diameter).

Lantas apa hubungannya ini semua dengan kehancuran Rupiah dan Dollar ?
Mata uang apapun akan hancur bila tdk dikelola oleh otoritas dgn baik dan bertanggungjawab thdp rakyatnya. Bila sebuah negara memakai komoditas yg bernilai intrinsik sebagai mata uangnya, selain masalah teknis, masalah ini akan tetap muncul: mata uang itu (komoditas itu) akan tetap diperdagangkan sebagai mata uang bila negara lain tidak menganut system yg sama. Kalau gak mau begitu, ya semua negera harus pakai emas. Dan kalau semua negara sudah seragam mau pakai mata uang yg sama, tdk masalah lagi sebetulnya pakai emas atau kertas.
Dollar/rupiah bisa saja mengalami naik turun sesuai keadaan ekonomi. Tapi saya percaya tdk akan hancur dalam arti lenyap.

Di pasar modal, tahun 1937 ada ekonom yang terkenal R.N. Elliot yaang memperkenalkan teori gelombang yang disebut Elliot Wave Theory. Intinya naik turunnya harga saham juga mengikuti Deret Fibonacci tadi. Apabila kita bisa mengetahui kapan puncak yang satu, maka puncak berikutnya akan mendekati 1.618 kali puncak sebelumnya.
Dalam kaitan dengan nilai Dinar terhadap mata uang kertas Rupiah, titik puncak yang pertama dalam sepuluh tahun terkahir adalah di tahun 1998, sekarang sudah melewati puncak kedua. Bisa saja dalam waktu yang tidak terlalu panjang Dinar akan kelihatan lebih murah lagi, tetapi ini hanya sementara, selanjutnya akan menuju Deret Fibonacci berikutnya. Anggap puncak itu sekarang adalah Rp 1,096,900 per Dinar. Maka setelah menurun beberapa lama, harga Dinar insyaallah akan menuju puncak berikutnya yaitu 1.618 x Rp 1,096,900 atau berarti Rp 1. 8 juta , berikutnya lagi Rp 2.9 juta, Rp 4.6 juta, Rp 7.5 juta dst....sampai Rupiah benar-benar nggak ada nilainya.

Dollar Amerikapun demikian, puncak Harga Dinar tertinggi sebelumnya terjadi tahun 1980 dengan harga 1 Dinar setara US$ 88. saat ini harga Dinar yang mencapai US$ 116 masih belum mencapai puncak berikutnya. Berdasarkan Deret Fibonacci tersebut maka harga Dinar dalam waktu nggak terlalu lama insyaallah akan mencapai US$ 124. setelah itu akan turun sebentar, sebelum akhirnya rally menuju puncak-puncak berikutnya yaitu US$ 200 ; US$ 326, US$ 527 dst...sampai US$ benar-benar tidak ada nilainya.
Rentang waktu antara puncak satu dengan puncak lainnya bisa panjang (lihat US Dollar) – bisa pendek (lihat Rupiah)– tetapi polanya jelas dan jaraknya dari puncak satu ke puncak lain untuk seluruh mata uang kertas makin lama makin pendek. Ini juga sejalan dengan salah satu Hadits Rasulullah SAW yang pernah saya baca – mudah-mudahan Allah mengampuni saya bila saya keliru – yaitu apabila awal tanda kiamat sudah terjadi – maka tanda-tanda berikutnya akan beruntun terjadi dengan sangat cepat seperti jatuhnya butiran rantai kalung yang putus talinya....
Tidak hanya harga dinar naik-turun-naik dengan setiap kali mencapai puncak baru, harga komoditas berharga lain pun sama. Ekonomi pun seperti itu. Prediksi wkt antar puncak harga yang semakin dekat adalah sebuah prediksi yang tidak ilmiah. Bisa betul atau tidak. Bisa saja dunia skrg mengalami resesi parah 10 thn terus menerus ke depan. Dgn resesi sepanjang itu, semua harga akan sulit mencapai puncak baru. Permintaannya akan turun. Suatu barang bila diminta terus dan pasokan terbatas akan naik terus, sampai suatu saat semua org merasa barang itu kemahalan.
Kiamat telah dekat? Umum diketahui bila umat sedang menghadapi krisis, perkiraan kiamat telah dekat akan banyak bermunculan :) Jangankan sekarang setelah 1500thn sejak masa Rosul, saat krisis perselisihan tajam yg melibatkan saling serang sahabat dan keturunan Rosul pun, umat sudah mempunyai perasaan bahwa kiamat telah dekat. Padahal itu masih dalam satu abad setelah Rosul.

Tanda-tanda kehancuran mata uang kertas sudah sangat jelas...., mudah-mudahan kita bisa mengambil pelajaran darinya.Saya tdk sependapat, mata uang unjuk nilai (fiat money) secara umum tdk akan hancur. Bisa saja di suatu negeri terjadi, tapi tidak secara keseluruhan di dunia ini.
Yang saya pelajari:
Uang unjuk nilai (fiat money/uang kertas) memainkan peran penting dalam ekonomi dunia ini. Ekonomi memang mengalami pasang surut. Ketika kebanyakan org optimistis, ekonomi bertumbuh. Ekonomi menjadi resesi bila kebanyakan pelaku ekonomi pesimistis. Pemicu atau kondisi utk pesimistis atau optimist bisa macam-macam: perang, politik, embargo, otoritas salah kelola, dsb. Tapi secara overall, dgn melewati masa ekonomi naik dan turun, kemakmuran masyarakat secara umum naik. Tidak dapat dipungkiri bahwa secara umum standar hidup masa kini lebih baik dari standar hidup 50 thn lalu. Sayangnya memang kemakmuran ini tidak merata.

Karena adanya fakta selalu naik turunnya ekonomi itulah, maka ada pihak yg mencoba memperkirakan kapan naik turunnya ekonomi untuk bisa dipakai sebagai senjata spekulasi. Ada yang mencari caranya dgn pendekatan ilmiah, ada yang pakai non-ilmiah. Yang gak ilmiah mungkin seperti penarik becak ngitung nomor buntut ya, hehe.. Saya tidak tahu apakah Oom Elliot dulu memakai hypotesis Wave-nya utk berspekulasi :) Si Oom ini ahli teknnikal Analisis, bukan ahli ekonomi. Hypotesis Wave-nya juga lebih sering disebut pseudoscience (cenderung tidak ilmiah). Lebih banyak org menganggapnya sbg "seni".

Ilmu ekonomi memang bukan ilmu eksak, tapi ilmiah. Para ahlinya menyusun teori untuk menjelaskan ekonomi dilandaskan data yg ada. Teori satu bisa dibantah atau diperbaiki oleh teori lain yang lebih bisa menjelaskan dengan lebih baik.
Dan ngomong-ngomong ttg prediksi yang ilmiah atau tdk ilmiah, kita biasa bersikap seperti ini: Orang akan terkagum-kagum dan makin percaya bila ramalan seorang dukun tepat, tetapi cuek saja dan tidak pernah protes bila ramalan itu meleset. Orang akan protes dan mencibir bila perkiraan ilmiah seorang ahli fisika meleset, tetapi menganggap wajar saja bila perkiraan ilmiah itu tepat. Orang tidak pernah peduli utk mengukur berapa kali si dukun tepat dan berapa kali meleset.
Tambahan: Org akan terkagum-kagum dan makin percaya bila dukun/org pintar bisa menyembuhkan si sakit, tapi org tidak protes atau mencibir bila si sakit bertambah parah. Dokter akan diprotes bila pasiennya tidak sembuh, tetapi dianggap wajar bila dapat menyembuhkan si sakit.

*Catatan : Di pasar internasional yang pernah secara ringkas menggunakan Deret Fibonacci untuk analisa harga emas adalah Gold Price Organization, Ilmu duniawinya tulisan ini diilhami oleh analisa di situs mereka www.goldprice. org - saya hanya berusaha menambahkan sudut pandang saya sebagai seorang muslim melihat fenomena tersebut.

Salam sukses investasi,
Iwan Budhiarta, B.BA, RFP, CWM
Private Wealth Manager - BTCapital.

0 komentar:

Posting Komentar



 

different paths

college campus lawn

wires in front of sky

aerial perspective

clouds

clouds over the highway

The Poultney Inn

apartment for rent