Selamat Datang...

MEDIA KITA hadir dengan tampilan baru yang lebih fresh  dan memikat. MEDIA KITA tetap berkomitmen untuk memberikan informasi yang benar sesuai dengan fakta-fakta yang ada dan akan selalu memberikan informasi yang segar, informatif, variatif dan inspiratif buat pembaca MEDIA KITA.

MEDIA KITA menerima pemasangan iklan dengan harga kompetitif keterangan lebih lanjut ke idolazay[at]gmail.com

Gelang Merah Untuk Anak Indonesia

Pembangunan Salah Jurusan

>Oleh : Team Andriewongso.com

Tanpa sebuah kesadaran bersama, jumlah rakyat yang banyak ini, tidak akan sanggup berbuat apa-apa, termasuk dalam mencegah pembangunan yang keliru jurusan dari para pemimpinnya. Di kota-kota yang makin memadat, hampir seluruh tata ruang cuma disesaki oleh kepentingan industri. Begitu ganas industri itu dalam merampas tata-ruang sehingga kepentingan lain itu seolah-olah tidak ada. Bahwa usaha menambah pendapatan daerah itu, seolah-olah boleh saja dianggap lebih penting katimbang kebutuhan rakyat dalam menghirup udara segar.

Di ibu-ibu kota propinsi dan ibu kota kabupaten hingga kota-kota di tingkat kecamatan di Jawa terutama, kanibalisme lingkungan ini makin menemukan semangat yang nyata. Makin banyak alun-alun kota yang harus berubah fungsi menjadi sekadar jalan dan pelebaran tempat-tempat perniagaan. Penghancuran alun-alun ini sungguh sebuah dosa sosial yang berat sekali. Dan mengherankan, jika di era ini, maish ada kepala daerah yang bisa merubah alun-alun kota begitu saja, tanpa negara bisa mencegahnya.

Marilah kita kalkulasi dampak buruk penghancuran ruang-ruang publik sepenting alun-alun ini. Sebuah kota, akan kehilangan oasenya. Oase itu, yang terpenting, bukan sekadar untuk kesehatan paru-paru rakyat, melainkan juga bagi kesehatan jiwa rakyat. Anak-anak akan memiliki kesempatan tumbuh dengan dajar, akan enaggup menyalurkan agresitvitas mereka untuk kemudian berkembang menjadi pribadi yang gembira,

Sumbangan alun-alun itu bagi kesehatan hari publik, pasti besar sekali. Karena cuma di alun-alunlah seluruh penduduk kota punya ruang untuk berkumpul, menyiapkan ritus, baik ritus kejengkelan maupuan ritus kegembiraan. Kejengkelan dan kegembiraan kolektif itu ada dalam setiap masyarakat dan semua butuh dirayakann. Kota yang kehilangan alun-alunnnya, akan kehilangan kemampuan merayakan seluruh perasaannya. Dan jika perasaan itu bernama kejengkelan, ia akan merayap ke mana-mana, jika ia birokrat akan merusak birokrasinya sebagai pelampiasan, jika penganggur akan mudah menjadi kriminal, dan jika ia kepala rumah tangga akan mudah kalap mendamprati anak dan istrinya.

Kini, yang dibutuhkan oleh kota-kota di Indonesia, dari mulai tingkat propinsi, kabupaten, kecamatan dan kelurahan itu, adalah mencegah kenibalisme lingkungan yang berbahaya ini. Selain mencairnya es di kutup utara dan melubangnya lapisan ozon di atas Benua Atartika, harus ada kesadaran publik yang mengawal kehancuran ruang-ruang publik ini, karena tampaknya kekuasaan masih sering abai kepadanya. Naiknya permukaan air laut sungguh tidak sebahaya rakyat yang mudah menjadi marah karena kesulitan merayakan luapan perasaannya.

0 komentar:

Posting Komentar



 

different paths

college campus lawn

wires in front of sky

aerial perspective

clouds

clouds over the highway

The Poultney Inn

apartment for rent